Singa dan Patung

Pesan: Setiap cerita pasti mempunyai dua versi.

                Alkisah, seorang laki-laki dan seekor singa bersama-sama menempuh perjalanan panjang. Mereka bercakap-cakap selama perjalanan, dan lama-kelamaan mereka mulai menyombongkan betapa kuat dan beraninya mereka. Masing-masing mengatakan dirinya lebih berani dari yang lain.

                “Aku dan keluargaku pernah memburu seekor gajah, yang paling besar dan paling liar,” bual singa.

Pemburu yang Gundul

Pesan: Tertawalah, maka dunia akan ikut tertawa bersamamu.

                Alkisah ada seorang lelaki yang memiliki rambut bagus. Tetapi ketika dia bertambah tua, rambutnya mulai rontok dan akhirnya dia benar-benar gundul.

                Lelaki itu tidak suka menjadi gundul dan khawatir orang-orang akan menganggapnya jelek. Dia pun memesan rambut palsu, yang persis seperti gaya rambutnya dulu. Dia pikir tidak akan ada orang yang tahu.

Lelaki dan Dewa dari Kayu

Pesan: Berdoa kepada patung kayu tanpa dibarengi usaha adalah perbuatan sia-sia. Engkau harus berusaha juga agar doamu dapat dikabulkan.

                Zaman dahulu, saat dunia baru saja diciptakan, orang-orang biasa menyembah patung. Mereka berdoa kepada patung-patung itu agar mendapat nasib baik dan keberuntungan. Mereka memberi persembahan berupa makanan, anggur dan bunga untuk menyenangkan patung-patung tersebut.

Dua Ekor Kepiting

Pesan: Umumnya, manusia lebih gampang melihat kekurangan di diri orang lain, dan tidak bercermin ke dalam dirinya sendiri. Jika ingin mengkritik kekurangan orang lain, jadikan dulu dirimu teladan baginya. 

Alkisah ada seekor induk kepiting dan anaknya yang hidup di dasar laut. Induk kepiting itu dengan penuh perhatian mengajarkan sopan santun dan sikap yang baik kepada anaknya.

Agas dan Banteng

Pesan moral: Kita mungkin tampak penting di mata kita sendiri daripada di mata orang lain.            

Alkisah ada seekor banteng yang menghabiskan hari-harinya dengan merumput di sebuah padang. Pada suatu hari datanglah seekor nyamuk agas kecil yang mendarat di salah satu tanduk banteng itu untuk beristirahat.